Blogpost With Image

 

  “Peran Suami dalam Mencegah Postpartum Depression”

Sabtu 1 Agustus 2020 & Rabu 5 Agustus 2020

Live IG @smartinstituteconsulting oleh

Jefri Reza Pahlevi, M.Psi., Psikolog dan Nur Furi Wulandari, S.S.T., M.Kes

 

Postpartum depression merupakan suatu kondisi penurunan suasana hati (mood) yang sangat drastis karena stres pasca melahirkan yang mengakibatkanmunculnyareaksi negatifseperti sedih, murung, mudah marah, menarik diri, dan berbagai reaksi lain yang dapat mengganggu fungsi psikologis sang ibu bahkan dalam kasus berat bisa membahayakan ibu dan bayi. Rentang waktu yang bisa terjadi kurang lebih setelah melahirkan sampai 1 tahun setelah melahirkan namun hal ini tergantung pada masing – masing orang.

Kapan munculnya kondisi postpartum depression ??

·         Biasanya diawali dengan baby blues

·         Ada beberapa kasus yang terjadi setelah masa nifas telah berakhir

·         Sang ibu mengalami proses kehamilan dan/atau proses persalinan yang berat

·         Biasanya lebih rentan pada ibu yang baru saja melahirkan anak pertama namun masih bisa terjadi untuk kehamilan yang berikutnya tergantung dari bagaimana kondisi lingkungan.

 

Beberapa contoh reaksi negatif dari lingkungan yang kurang positif untuk ibu yang baru melahirkan hingga akhirnya mempengaruhi kondisi psikologis seorang ibu setelah melahirkan:

1.         Selalu memikirkan stigma orang lain yang memandang sebelah mata                                    proses persalinan.

2.         Ketakutan jika tidak bisa mengurus bayi

3.         Ketakutan bila air susu tidak keluar

4.         Ketakutan karena tidak mampu beradaptasi dengan situasi dan tanggung                            jawab yang baru

5.         Bentuk tubuh yang berubah setelah melahirkan serta keluhan – keluhan fisik setelah melahirkan seperti nyeri, varises, dll

Cara untuk menghilangkan perasaan negatif dari pikiran - pikiran tersebut adalah merubah mindset sang ibu dengan memikirkan kebahagiaan - kebahagiaan yang akan muncul saat sang buah hati lahir nantinya dan membuat lingkungan sekitar lebih positif dengan tidak menimbulkan stigma tertentu baik sebelum atau setelah melahirkan.

Faktor - faktor pembentuk postpartum depression :

1.        Genetik

2.        Lingkungan keluarga

3.        Hormonal

4.        Usia

5.        Pengalaman baru melahirkan anak yang pertama

6.        Kehamilan yang tidak direncanakan

 

Lalu, apa saja yang dapat dipersiapkan oleh sang ibu ketika hamil dan setelah melahirkan:

1.        Menanti kelahiran sang bayi dengan penuh sukacita karena anak merupakan karunia dari Tuhan. Bila sang ibu memiliki mindset yang positif maka proses selama mengandung hingga melahirkan tidak akan terasa berat. Sehingga menumbuhkan mindset yang positif menjadi hal penting untuk membantu kesiapan ibu.

2.        Rutin untuk konsultasi ke dokter kandungan/bidan/profesional terlebih bila ada keluhan tertentu

3.        Usahakan untuk sering bercerita kepada suami maupun orang tua mengenai apa yang dirasakan.

4.        Mengikuti kelas ibu hamil, Hal ini dimaksudkan agar si Ibu memiliki komunitas untuk saling sharing pengalaman terkait kehamilannya.

5.        Memperkaya pengetahuan tentang kehamilan dan pasca melahirkan dari internet, buku ataupun dari pengalaman - pengalaman yang dibagikan sesama ibu hamil namun tetap memperhatikan dari sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

Untuk melakukan hal diatas harus ada dukungan orang terdekat baik ibu, ayah atau kerabat lain terlebih dukungan dari suami. Selain itu, biarkan suami mengambil perannya sehingga suami juga belajar

Berikut peranan suami yang sangat penting bagi istri dalam mencegah munculnya postpartum depression :

1.        Secara psikis, suami merupakan dukungan sosial utama bagi istri dalam mencegah kecemasan.

a)        Bersedia untuk mendengarkan dan menenangkan istri yang sedang bercerita atas keluhannya.

b)        Memberikan waktu agar istri dapat beristirahat sejenak ketika mengurus bayi.

c)        Menemani istri kontrol dan turut memahami penjelasan dokter/bidan terkait perkembangan bayinya bahkan juga perlu mencari tahu kondisi ibu hamil.

d)       Ketika melihat sang istri berada pada kondisi emosional yang menurun, maka suami harus menguatkan dan menyemangati istri

e)        Mengajak istri jalan- jalan atau refreshing

f)         Mengelus-elus dan memberikan pijatan kepada istri agar hormon-hormon yang memicu stres dapat terlepaskan / hilang

2.        Secara fisik, seorang suami juga harus bisa mengganti peran sehari - hari istri.

a)        Jika istri bekerja, suami harus bisa mengurus perizinan atau cuti sang istri kepada perusahaan

b)        Mengurus prosedur administrasi dari rumah sakit dan asuransi (jika menggunakan)

c)        Memperhatikan asupan gizi dan makanan kesukaan istri

d)       Membantu mengurus pekerjaan rumah tangga (menyapu, mengepel, dll)

3.        Secara finansial, suami harus mempersiapkan pengeluaran khusus yang dialokasikan untuk kebutuhan istri dan anak mulai dari proses hamil hingga setelah melahirkan nantinya.