Perilaku kompulsif adalah tindakan yang biasanya dilakukan secara berulang untuk mengurangi kecemasan. Individu dipaksa secara terus menerus mengulang tindakan tertentu. Hal tersebut menyebabkan distress yang signifikan dan mengganggu keberfungsian sehari-hari. Hal inilah yang kemudian menyebabkan seseorang mengalami gangguan Obsesif Kompulsif.
Gangguan Obsesif Kompulsif atau OCD adalah penyakit jangka panjang yang bersifat kompulsif. Orang dengan gangguan ini memiliki ketakutan yang berlebihan (obsesif) dan menunjukkan sikap atau perilaku kompulsif. Seperti orang yang takut akan kotor yang mencuci tangan berkali kali bahkan bisa sampai 3 kali bilas dalam satu kali cuci tangan. Atau juga orang yang merasa harus memeriksa pintu dan jendela berkali-kali terlebih dahulu sebelum pergi keluar rumah.
A. GEJALA OCD
Pada OCD terdapat empat tahapan kondisi yaitu obsesi, kecemasan, kompulsif, dan kelegaan sementara. Obsesi terus muncul karena kondisi kecemasan yang menguasai dan mempengaruhi pikiran penderita. Kecemasan semakin memberatkan dan memancing penderita untuk melakukan perilaku kompulsif yang berlebihan untuk mengurangi kecemasan tersebut.
Perilaku kompulsif membuat pikiran obsesif merasa lega sementara waktu. Apabila terdapat pemicu lagi, maka pikiran obsesif akan muncul kembali dan perilaku kompulsif terulang kembali, begitu seterusnya. Pada keadaan atau kondisi yang parah, perilaku ini akan mengganggu aktivitas penderita, dan pikiran penderita akan dipenuhi oleh pemicu yang membuat dirinya dipenuhi rasa cemas tersebut.
B. PENYEBAB OCD
Penyebab OCD belum diketahui dengan pasti, namun beberapa hal berikut menjadi faktor pemicu terjadinya gangguan pada seseorang;
1. Faktor genetik
Beberapa penelitian menyatakan adanya kaitan antara gangguan OCD dengan keturunan atau faktor genetik. Yang artinya apabila terdapat anggota keluarga dengan gangguan yang serupa, maka kemungkinan besarnya dapat diturunkan.
2. Abnormal pada pertumbuhan otak
Pada penderita OCD terdapat ketidaknormalan yang melibatkan kadar serotonin yang diproduksi tidak seimbang. Serotin merupakan zat penghantar yang digunakan oleh sel sel otak untuk saling berinteraksi menjalankan fungsinya. Ketidakseimbangan kadar serotin ini, memicu perilaku abnormal ataupun perkembangan kognitif yang abnormal.
3. Kepribadian abnormal
Orang dengan tipe kepribadian perfeksionis yang menyukai kerapian, disiplin tinggi, memiliki resiko besar untuk mengalami OCD. Orang dengan tipe perfeksionis semakin hari semakin meningkat keinginan untuk kesempurnaan hal yang ada disekitarnya, sehingga perilaku kompulsif bisa saja terjadi. Seperti berkali kali menata rambutnya, berkali kali mencuci bajunya atau lainnya.
4. Trauma
Adanya trauma masa lalu akibat bullying atau lainnya juga bisa menjadi penyebab munculnya kecemasan berlebihan terhadap sesuatu. Trauma akan masa lalu atau pengalaman tidak menyenangkan akan teringat terus dan tersimpan dalam memri penderita. Ketika ada faktor pemicu, trauma tersebut kembali dengan kecemasan atau ketakutan berlebihan. Kemudian kecemasan ini berefek pada munculnya perilaku kompulsif yang bermaksud untuk menghilangkan gambaran trauma tersebut.
C. CARA MENGATASI OCD
1. Menemui tenaga profesional untuk mendapatkan diagnosa dengan psikolog ahli
Ketika anda memiliki gejala mirip OCD janganlah memutuskan sendiri bahwa diri anda adalah pasien OCD. Diagnosis tidak semata mata ditegakkan hanya dengan sekilas gejala yang timbul, namun memerlukan pengkajian yang lebih dalam lagi dan perlunya bantuan dari ahli kesehatan mental untuk memastikannya. Apabila anda merasa memiliki perilaku kompulsif dan pikiran obsesif, segera temui tenaga kesehatan atau psikolog untuk melihat seberapa jauh gejala tersbut dan memutuskan diagnosis dan rencana pengobatan.
2. Pertimbangkan psikoterapi
Psikoterapi merupakan salah satu terapi konsultasi dari ahli tentang kecemasan, pikiran obsesif, dan perilaku kompulsif. Psikoterapi dapat membantu anda mengurangi kecemasan, dan bagaimana mengontrol diri agar perilaku kompulsif tidak muncul terlalu sering. Psikoterapi mungkin tidak bisa membantu menyembuhkan OCD secara keseluruhan, namun dapat membantu penderita mengurangi dan membuatnya tidak begitu terlihat. Penyembuhan juga bisa terjadi sekitar 10% dari kasus OCD yang ada. Teknik psikoterapi digunakan oleh ahli juga berbeda beda dalam menangani pasien OCD.
3. Pertimbangkan untuk mengkonsumsi obat obatan yang diresepkan dokter
Beberapa obat mampu membantu anda mengurangi kecemasan berlebihan dan perilaku kompulsif jangka pendek. Jenis obat obatan yang dikonsumsi merupakan jenis anti depresan atau menurunkan rasa cemas yang berlebihan. Namun setelah beberapa kali kemungkinan besar bahwa tingkat kecemasan akan kembali ke tingkat yang sama seperti sebelumnya. Obat obatan ini hanya membantu mengurangi gejala yang timbul pada OCD dan bukan menyembuhkan. Sehingga penggunaan obat obatan sebaiknya dikonsultasikan.